Sabtu, 16 Juli 2011

Catatan Si Brondong “Handphone”

Kriik .. kriikk .. kriikk ..

Suara jangkrik itu menggema begitu keras di telingaku. Kupandangi langit-langit atap kamarku. Ah, bosan. Ku putuskan untuk menghidupkan lantunan music favoritku.
Kemudian not demi not mulai merasuk lembut dalam daun telingaku. Meskipun sedikit. Setidaknya lagu Maliq n D’essentials itu mampu mengusir rasa bosanku. Sembari bergumam, aku melirik handphone. Ada SMS!

Ku lihat ada sebuah nama kesayangan yang tertera di layarnya. Segera ku buka dengan penuh semangat. Aku menarik nafas berat. Ternyata dia melupakanku. Aku menunggu hampir empat jam tapi ternyata dia hanya lupa padaku. Apa?? LUPA?? Muak!
Aku memutuskan untuk tak membalas. Dan segera ingin menenangkan diri di bawah bantal.

Pada pagi yang cerah itu, aku membuka mata. Ku raih handphoneku, dan kulihat ada nama yang sama seperti kemarin sedang menunggu balasanku. Yah, seperti biasa. Ucapan selamat pagi yang penuh cinta, di tambah dengan permintaan maaf. Aku mulai luluh, dan emosiku tak lagi berkuasa.

Hari itu semua berjalan lancar. Tapi tidak pada hari berikutnya.

Pada suatu siang yang terik, aku sedang meneguk jus semangka kesukaanku. Di selingi dengan berbagai obrolan hangat dengan para sahabatku. Kemudian ada sesosok berpawakan gagah yang sangat ku kenal sedang berjalan menuju meja tempatku duduk. Tapi oohh, dia berbelok! Dan sama sekali tak menyapaku. KAMU ANGGAP APA AKU INI ????? hanya lima kata itu yang sedang bergema di otakku. Meluncurkan sebuah bom dari atap hatiku. Melemparkan berbuah-buah granat yang menghujam jantungku. dan rasanya lebih sakit ketimbang tergores pisau daging yang biasa ku gunakan. Aku marah! Seandainya aku sebuah gunung merapi, pasti aku sudah meletus melebihi letusan gunung Krakatau sekalipun! Hhhh !

Aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya. sekitar jam 3 sore dia berkirim pesan, tapi tak ku balas. Lalu dia berusaha menelpon, tapi tak ku angkat. Sampai pada akhirnya, dia berkirim pesan kembali sekitar jam 7 malam. Aku rasa dulu ibunya sedang berjualan baju bekas ketika sedang mengandung anaknya ini. Karena setiap kali aku marah, setiap kali pula dia menyuguhiku dengan banyak gombalan. Dan di saat itu pula, aku luluh. Yah, luluh untuk yang kesekian kalinya.

Suatu pagi saat aku sedang sibuk mengunyah sarapan pagiku, dia berkirim pesan. Tapi… tapi pesan penuh cinta itu bukan untukku ! ooh, betapa hati ini ingin membanting lemari yang ada di hadapanku! Aku balas dengan nada kata paling ketus yang aku punya. Lalu segera ku matikan handphoneku. Sekali lagi aku merasa MUAK !
Sekitar jam 2 siang segera ku hidupkan handphoneku, yah .. handphone malang yang selalu jadi sasar amukanku! Lalu benda malang itu langsung bergetar berkali-kali. Mungkin lebih dari 10 kali. Dan sudah bisa di tebak isinya. PERMINTAAN MAAF. Untuk yang kesekian kalinya. kembali kata-kata manis ia lontarkan. Dan kali ini, aku tak berdaya, LAGI!

Seminggu setelah kejadian itu, hubungan kita berjalan dengan berseri-seri. Tapi hal menyebalkan kembali terulang. Dia pergi bersuka ria bersama teman-temannya tanpa memperdulikanku. Nah baby, kapan kamu terakhir kali mengajakku kencan? Kurasa jarang, benar-benar jarang. Kamu selalu memiliki berjuta alasan untuk menolak pergi denganku, atau tidak memperdulikanku. Tapi ketika kamu berada dalam posisiku sekarang, kamu selalu menuntut banyak perhatian. Dan bodohnya, aku selalu luluh!
Hariku selalu berawal, berjalan, dan berakhir dengan handphone. Bercinta dengan benda seluler itu. Berkutat dengan banyak kata. Dan mungkin aku akan semakin lancar membaca. Melebihi para penikmat Koran sekalipun. Terimakasih sayang, karena kamu aku jadi semakin banyak membaca. TERIMAKASIH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar